Bank Indonesia menegaskan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan terpuruk jauh dari fundamentalnya. Hal tersebut terlihat dari laju inflasi yang masih terkendali saat ini di kisaran 2,5-4,5 persen. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi pun mengatakan, hal itu juga didukung dengan defisit neraca transaksi pembayaran yang terjaga di level 2,-2,5 persen terhadap PDB, dan juga prospek pemulihan pertumbuhan ekonomi. "Fundamental ekonomi kita stabil sesuai dengan faktor-faktor yang sudah disebutkan," kata Doddy di Gedung BI, 14 Maret 2018. Meski demikian Doddy mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level Rp13.800 per dolar terhadap dolar AS saat tidak mencerminkan nilai fundamental ekonomi Indonesia. BI pun terus melakukan berbagai upaya stabilisasi, sehingga rupiah bisa menguat. Upaya stabilitas nilai rupiah pun tercermin dari turunnya cadangan devisa RI saat ini. Karena, intervensi di pasar keuangan harus dilakukan. "Intinya kami komit. Kelihatan dari cadangan devisa yang berkurang. Dari Januari yang US$131,98 miliar menjadi US$128,06 miliar. Jadi turun US$3,9 miliar dolar. Itu cerminan dari stabilisasi dan juga valas (Valuta Asing)," kata Doddy. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Rupiah terus menguat pekan ini. Hari ini dolar AS dibanderol Rp13.739, menguat dari hari sebelumnya senilai RP13.757 per dolar AS.
0 komentar:
Posting Komentar