China agaknya enggan membalas ancaman perang dagang yang ditabuh Amerika Serikat (AS). Beda dengan AS yang memproteksi pasarnya, China justru akan membuka lebar pasarnya buat investor asing.
China juga menjanjikan akan melindungi hak kekayaan intelektual korporat asing yang berinvestasi di China. Bukan itu saja, China juga tidak akan memaksa perusahaan asing melakukan transfer teknologi saat berinvestasi di Negeri Tembok Besar.
Seperti dikutip Bloomberg, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan, China ingin menghindari perang dagang dan berencana membuka investasi di sektor manufaktur. Komentar Li ini menanggapi rencana AS yang memberlakukan tarif impor untuk produk-produk China.
Bukan hanya baja dan aluminium, AS juga akan memperluas tarif impor bea masuk barang-barang lain dari China mulai dari barang elektronik, teknologi, telekomunikasi hingga sepatu dan pakaian. Tak cukup itu. Pemerintahan Trump juga akan membatasi investasi China di AS. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi defisit perdagangan dengan China.
Sekaligus merupakan balasan atas pencurian kekayaan intelektual yang dilakukan China. Catatan saja, defisit perdagangan AS dengan China mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu sebesar US$ 375 miliar. "Defisit besar bukan sesuatu yang ingin kami lihat," kata Li seperti dikutip Bloomberg. Dia mengaku China ingin menyeimbangkan perdagangan agar berjalan mulus.
Spread mulai 0.6 pip | Instan Referal reward Broker Mini Legal Bappebti
0 komentar:
Posting Komentar